Muhammad Zainuddin
Dosen Hukum Universitas Karya Husada (UNKAHA) Semarang
“Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu”.
RumahKabar.com-Kumandang Takbir Idul Fitri akan terdengar Ketika memasuki malam 1 Syawal hingga imam salat Id memulai salat. Banyak masjid-masjid mengumandangkan takbir menggunakan pengeras suara.
Meskipun perayaan hari raya Idul Fitri terdapat perbedaan di Negara Indonesia pada tahun 2023 tentunya tidak akan mengurangi rasa khidmat dalam menjalankan ibadah.
Kita ketahui, Islam di Indonesia tidak lepas dari 2 organisasi besar yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Pengurus Pusat Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada Jumat, 21 April 2023. Padahal Pemerintah pada hari Kamis (20/4) telah menetapkan 1 syawal jatuh pada hari Sabtu 22 April 2023.
Perbedaan penetapan 1 Syawal yang artinya berbeda juga penetapan hari Idul Fitri tidak perlu menjadi permasalahan umat Islam di Indonesia. Malah menjadi suatu perbedaan yang sangat indah untuk dimaknai. Sikap saling toleransi dan menghargai sudah menjadi karakter masyarakat Indonesia yang harus terus di pupuk dan dijaga.
Tidak hanya toleransi dalam perbedaan beragama, toleransi antar umat dengan agama yang sama juga perlu dijaga, meskipun terdapat perbedaan pandangan.
Sikap toleransi inilah yang di tunjukan oleh umat muslim yang merayakan Idul Fitri pada hari Jum’at. Sayuk sayuk gema takbir tidak terdengar ketika menjelang Idul Fitri pada hari kamis malam sebagai wujud toleransi dan menghargai yang masih menjalankan ibadah puasa.
Disisi lain juga sudah tidak terdengar pengeras suara orang ber tadarus di masjid-masjid. Bahkan suara orang untuk membangunkan sahur ketika dinihari. Tampa disadari ini juga merupakan wujud toleransi kepada ummat muslim yang sudah merayakan Idul Fitri.
Tentunya suatu perbedaan akan menjadi indah Ketika kita beri makna dengan rasa syukur. Suatu hal yang sama tidak tentu indah, bahkan perbedaan lebih indah seperti halnya Pelangi yang menghiasi.
Toleransi yang sangat indah lagi tentu bilamana terdapat perayaan hari raya Idul Fitri yang berbeda dalam satu keluarga. Seorang istri harus membangunkan suami untuk sahur untuk menjalankan puasa, sedangkan istri sudah diharamkan untuk berpuasa pada saat itu. Seorang istri meminta maaf pada suami karena sudah memasuki idul fitri pada saat itu, dan ke esokanya sebaliknya suami yang meminta maaf kepada sang istrinya.
Keseruan seperti inilah yang membuat indah, serta mungkin tidak akan terjadi bila tidak di Negara tercinta kita Indonesia.
Esensi dari Idul Fitri dalam masyarakat Indonesia adalah dapat bersilaturrahmi dengan sanak famili, serta meminta maaf atas dosa yang telah berlalu. Semoga Idul Fitri pada tahun ini dapat meningkatkan keimanan kita untuk terus beribadah kepada Allah SWT serta mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan.
Meski terdapat perbedaan dalam penetapan hari raya Idul Fitri janganlah menjadi perepatan, jadikanlah sebagai keragaman yang menambah keindahan, toh sudah sering masyarakat Indonesia merayakan idul fitri pada hari yang berbeda. Bahkan terdapat selisih lebih dari 1 hari pada aliran-aliran tertentu. Sehingga tidak perlu latah atau bahkan phobia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar Anda