Dokumentasi Seminar Wawasan Kebangsaan yang Diselenggarakan oleh UKM PIB Uniersitas Semarang |
RumahKabar.com- Unit Kegiatan Mahasiswa Pengawal Ideologi Bangsa Universitas Semarang (UKM PIB USM) menyelenggarakan Seminar Nasional Wawasan Kebangsaan dengan tema “Cara Menangkal Cuci Otak Menjadi Radikalisme”, di Aula Gedung Prof. Ir. Joetata Hadihardaja, Gedung V Lantai 6 Universitas Semarang Jl. Soekarno-Hatta, Tlogosari Semarang. Acara ini dihadiri lebih dari 200 peserta. Kamis (23/6).
Ketua UKM PIB USM menjelaskan, tema ini sengaja diangkat dalam rangka memberikan edukasi terhadap mahasiswa, mengenai bahaya radikalisme yang semakin hari semakin melebar ke semua kalangan termasuk kalangan kampus. Mahasiswa merupakan generasi emas yang harus kita jaga dan kita tanamkan Nilai-Nilai Pancasila sebagi filter menangkal radikalisme. Ungkap Rusgihato
Dalam seminar wawasan kebangsaan ini hadir juga Pembina UKM PIB Tri Mulyani SPd SH MH memberikan sambutan. Dalam sambutanya, dia menyampaikan bahwa UKM PIB USM adalah untuk semua mahasiswa, maka dari itu mari kita bersama-sama saling bergandeng tangan untuk memperkuat iman dalam diri kita agar mampu berfikir dengan jernih, dan berpegang teguh pada Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia tercinta, apabila ada oknum yang berupaya menggoyahkan iman kita untuk menjadi radikal, maka kita mampu mengatakan “TIDAK”. Himbau Tri
Pemateri dalam seminar wawasan kebangsaan ini adalah Tri Harmanto, Ex Napiter. Dia adalah salah satu orang yang terlibat dalam Bom Bali I, Alumnus Afganistan, Kerusahan Ambon. Dia dihadirkan untuk memberikan pemahaman bahwa menjadi radikal itu menjadi musuh negara. Dia menuturkan bahwa selama ini dia tersesat. Mereka mencuci otak saya dan memberikan doktrin-doktrin yang meyakinkan hingga akhirnya saya menjadikan radikal.
Dia menuturkan, menjadi radikal hidupnya tidak tenang karena selalu diburu untuk ditangkap, dan akhirnya ketangkap. Ketika tertangkap dan dipidana, baru menyadari bahwa yang dilakukan selama ini salah. Tapi lingkungan membantu saya untuk kembali menjadi baik, hingga akhirnya sekarang hidup layak sebagaimana masyarakat yang lainnya, bahkan menjadi pengusaha kuliner.
Rusgiharto berharap, dari adanya kegiatan ini, mampu memberikan gambaran untuk lebih berhati – hati dalam bergaul dengan orang yang tidak dikenal, baik langsung maupun melalui medsos, karena gerakan-gerakan radikal ini selalu mengintai kita dan mencari kelemahan kita. (tm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar Anda