Silvia Putri Novitasari |
Perkembangan
teknologi menuntut kita agar tidak tertinggal dengan teknologi itu sendiri.
Semakin kita menguasainya, semakin kita dapat mengikuti perkembangan zaman. Namun,
karena teknologi itu sama halnya seperti pisau yang jika digunakan sesuai
kebutuhan akan membantu kita, tetapi jika kita lengah dan salah dalam
penggunaannya kita bisa terluka, maka kita harus dapat menggunakan teknologi
yang mempunyai kemanfaatan dan kemadlorotan ini dengan hati-hati sesuai
kebutuhan.
Tentu
kita semua tak asing dengan banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di
sekitar kita yang berakar dari adanya teknologi. Mulai dari anak-anak di bawah
umur yang melakukan pelecehan seksual, kasus-kasus penipuan yang semakin marak,
sampai gangguan jiwa yang disebabkan kecanduan game. Lalu, apa peran santri yang
sering dipandang sebelah mata dengan keluguan dan kurangnya pergaulan itu dalam
menghadapi perkembangan teknologi ini?
“Santri
adalah murid kiai yang dididik dengan kasih sayang untuk menjadi mukmin yang
kuat (yang tidak goyah imannya oleh pergaulan, kepentingan, dan adanya
perbedaan)”, begitulah Gus Mus mendefinisikan santri dalam akun social
medianya, Senin (22/10). Dari definisi tersebut, santri tidak boleh ikut-ikutan
terjerumus ke dalam kemadlorotan yang diperoleh dari perkembangan teknologi
ini.
Melalui
bekal ilmu agama yang dalam dan luas, santri mempunyai peran yang kuat dalam
hal ini, yaitu santri harus tetap mengikuti perkembangan teknologi tanpa harus terjerumus
ke dalam madlorotnya agar santri melek
teknologi dan tidak gaptek, selain itu santri juga harus ikut serta menjadikan
teknologi sebagai sarana atau wadah untuk dakwahnya.
Dapat
kita bayangkan jika seluruh santri di dunia khususnya di Indonesia ini
memainkan perannya dalam perkembangan teknologi ini dengan semestinya, pasti
akan lebih mudah menjadikan pengaruh terhadap pengguna teknologi ke arah yang
positif. Dengan begitu penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dewasa ini dapat
terkurangi bahkan bergantian dengan berita-berita positif.
Oleh:
Silvia
Putri Novitasari
Santriwati
Ponpes Miftahul Ma'rifat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar Anda